FORMULASI DAN KALKULASI RASIO KOMPRESI MESIN
Merujuk kpd uraian sebelumnya diatas, dari relasi 6 fase termodinamik siklus Otto mesin 4-tak diatas, diperoleh bahwa
V2 / V1 = T2 / T1 = T3 / T4
dan juga bisa diperoleh bahwa
(T2 - T1) / T2 = (T3 - T4) / T3
atau
1 - T1/T2 = 1 - T4/T3
Nilai perbandingan V2 / V1 adalah rasio ekspansi|pemuaian (expansion ratio, XR, Rx) atau rasio kompresi|pemampatan (compression ratio, CR, Rc) isentropik volume silinder.
Berdasarkan dua relasi diatas diperoleh bahwa
CR = V2 / V1 = (T3 - T2) / (T4 - T1)
Dgn kata lain, rasio ekspansi atau rasio kompresi isentropik volume silinder adalah perbandingan volume total silinder dan volume kamar bakar (combustion chamber}, yg mana setara dgn perbandingan beda suhu pemampatan dan beda suhu pembuangan.
Utk lbh jelas, silahkan lihat kembali ilustrasi dlm diagram PVT.
Dlm kenyataan, pd mesin pembakaran dalam 4-tak dgn bahanbakar bensin, rasio kompresi tak dapat dibuat lbh besar drpd 10, krn jika rasio kompresi lbh besar drpd 10, maka peningkatan suhu dlm proses kompresi gas campuran udara dan bahanbakar akan dpt memanaskan dan membakar gas tsb sebelum gas tsb dibakar oleh percikan listrik busi, shg menimbulkan penyalaan dini (premature ignition) atau pra-penyalaan (pre-ignition) shg terjadi letupan (detonation) yg menimbulkan suara ketukan (knocking) dan gelitik (pinking) pd mesin.
Tuesday, May 06, 2008
SIKLUS MESIN 4-TAK (Bagian Sembilan)
Posted by Nanang Suryana at 10:07 AM
Labels: konversi energi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment